Stempel Diserahkan, Mosi Tidak Percaya Warga Pacar Keling Meledak

SURABAYA, www.savehalmahera.com – Rabu (28/5), Situasi memanas di Kelurahan Pacar Keling, Kecamatan Tambaksari, Surabaya, setelah empat Ketua RW secara resmi mengundurkan diri dari jabatannya. Mereka menyerahkan stempel kepengurusan kepada pihak kelurahan sebagai bentuk mosi tidak percaya terhadap penanganan kasus hukum yang dianggap merugikan warga.

Aksi ini digelar di Balai RW 10 dan disaksikan oleh puluhan warga, Ketua RT, serta Kader Surabaya Hebat (KSH) yang turut memberikan dukungan. Protes ini dipicu oleh dugaan kriminalisasi terhadap seorang Ketua RT setempat, yang rumahnya digeledah dan disita aparat penegak hukum terkait sengketa lahan yang diklaim milik PT Kereta Api Indonesia (KAI).

Bacaan Lainnya

Lahan Sengketa, Hukum Dipertanyakan

Menurut warga, lahan tersebut telah dihuni secara turun-temurun. Namun tanpa sosialisasi yang memadai, aparat tiba-tiba datang melakukan tindakan hukum terhadap Ketua RT tanpa pemberitahuan kepada tokoh masyarakat setempat.

“Kami bukan anti hukum, tapi kami ingin proses yang adil dan transparan. Ketua RT kami diperlakukan seolah-olah penjahat, tanpa koordinasi. Ini melukai harga diri kami,” tegas Usman, tokoh masyarakat sekaligus kuasa hukum warga.

Aksi Simbolik Penolakan

Dalam suasana haru dan penuh ketegangan, empat Ketua RW meletakkan stempel kepengurusan di atas meja dan menyerahkannya kepada perwakilan Kelurahan Keling. Langkah ini merupakan simbol dari kekecewaan dan ketidakpercayaan terhadap respons aparat dan pemerintah atas kasus tersebut.

“Kami sudah tidak bisa membela warga kalau aparat justru memperlakukan kami seperti musuh negara. Ini bentuk perlawanan moral,” ujar usman

Desakan ke Pemerintah Kota

Warga menuntut tiga hal utama :

1. Perlindungan hukum yang adil terhadap warga dan Ketua RT yang menjadi sasaran tindakan hukum,

2. Peninjauan ulang klaim lahan oleh PT KAI, dengan melibatkan semua pihak secara terbuka dan konstitusional,

3. Dialog resmi antara warga, kelurahan, dan instansi terkait untuk mencegah konflik horizontal di tengah masyarakat.

Warga juga meminta Wali Kota Surabaya turun tangan langsung dan mendengar keluhan warga yang merasa terpinggirkan

 

 

Pewarta : Leny

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *