Sinergi Petani dan Teknologi : Lamongan Jadi Model Pertanian Masa Depan

LAMONGAN, www.savehalmahera.com – Minggu (15/6/2025), Kabupaten Lamongan kembali menunjukkan kapasitasnya sebagai lumbung pangan nasional yang adaptif dan progresif. Melalui kolaborasi lintas sektor, mulai dari pemerintah daerah, Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur, akademisi, hingga pelaku teknologi, sektor pertanian di Lamongan kini bergerak menuju masa depan yang lebih modern dan berkelanjutan.

Hal ini tergambar jelas dalam kegiatan Jelajah UMKM dan Pondok Pesantren yang dilaksanakan di Desa Miru, Kecamatan Sekaran, pada Sabtu (14/6/2025). Kegiatan tersebut diinisiasi oleh Bank Indonesia Jawa Timur sebagai bentuk komitmen mendukung pertanian terintegrasi berbasis teknologi dan penguatan usaha mikro kecil menengah (UMKM) lokal.

Bacaan Lainnya

Deputi Kepala Perwakilan BI Jatim, M. Noor Nugroho, mengungkapkan bahwa pertanian hari ini harus bergerak dari pola tradisional menuju ekosistem digital dan produktif secara bisnis. “Kami tidak hanya bicara tentang panen melimpah, tapi bagaimana hasil panen itu punya nilai tambah dan akses pasar. Itu semua bisa dicapai dengan teknologi dan kolaborasi yang tepat,” ujarnya.

Salah satu sorotan kegiatan adalah kunjungan ke Kelompok Tani Sumber Makmur 1, yang telah sukses menerapkan berbagai inovasi. Mulai dari sistem drip irrigation untuk efisiensi penggunaan air di musim kemarau, climate monitoring system untuk prediksi cuaca, hingga penggilingan padi dua tahap (Rice Milling Unit) yang menghasilkan beras premium.

Tak hanya berhenti di sektor hulu, kelompok tani ini juga aktif dalam hilirisasi produk. Beras Mentik Susu Wangi menjadi salah satu produk unggulan yang telah menembus pasar luar daerah, berkat pengemasan modern dengan mesin vakum dan pemasaran digital.

Wakil Bupati Lamongan, Dirham Akbar Aksara, menyatakan bahwa transformasi pertanian di Desa Miru adalah contoh nyata keberhasilan sinergi antara petani, pemerintah, akademisi, dan dunia usaha. “Model seperti ini yang akan kami dorong ke wilayah lain di Lamongan. Ini bukan hanya soal produktivitas, tapi juga tentang kemandirian pangan dan kesejahteraan petani,” tegasnya.

Kepala Desa Miru, Nahnul Irawan, turut menyampaikan bahwa keberhasilan ini tak lepas dari dukungan Sekolah Tani hasil kerja sama dengan Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya dan BI Jatim. “Kami fokus pada regenerasi petani muda dan penerapan pertanian organik yang ramah lingkungan,” jelasnya.

Tak kalah penting, kehadiran mahasiswa penerima beasiswa BI (GenBI) dalam kegiatan ini menjadi penghubung penting antara dunia pendidikan dengan praktik nyata di lapangan. Mereka ikut serta dalam dokumentasi, wawancara, hingga edukasi digitalisasi pertanian kepada petani.

Desa Miru kini menjelma sebagai pusat inovasi pertanian yang tak hanya produktif secara kuantitas, tetapi juga cerdas secara kualitas. Dengan dukungan menyeluruh dari berbagai pihak, Lamongan membuktikan diri sebagai pionir pertanian masa depan—yang modern, berkelanjutan, dan inklusif.

 

 

Pewarta : Yan

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *