PASURUAN, www.savehalmahera.com — Sabtu (7/6), Di tengah meningkatnya penyebaran informasi palsu atau hoaks di ruang digital, Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) Kota Pasuruan mengikuti pelatihan khusus untuk meningkatkan kemampuan deteksi dan verifikasi informasi. Kegiatan ini digelar dalam Workshop CERDIG (Cerdas Digital): Kelas Cek Fakta, hasil kolaborasi Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Provinsi Jawa Timur dengan Kominfotik Kota Pasuruan pada Kamis (5/6/2025).
Sebanyak 50 anggota KIM dari berbagai kelurahan hadir dalam pelatihan yang berlangsung di Ruang Rapat Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota Pasuruan. Fokus utama kegiatan ini adalah menumbuhkan budaya kritis terhadap informasi dan mengasah kemampuan cek fakta secara praktis.
Verifikasi Jadi Langkah Pertama Lawan Hoaks
Kepala Bidang Informasi Publik Diskominfo Jatim, Putut Darmawan, menekankan bahwa kemampuan verifikasi adalah kunci dalam memutus rantai penyebaran hoaks.
“Jangan asal sebar. Verifikasi dulu kebenaran informasi yang diterima. Banyak berita palsu yang dirancang terlihat meyakinkan. KIM harus jadi penyaring pertama di masyarakat,” ujar Putut.
Menurutnya, pelatihan ini bukan hanya soal teknis, tapi juga soal membangun tanggung jawab sosial dalam penggunaan media digital.
Teknik Cek Fakta Sederhana dan Efektif
Workshop menghadirkan Diana Dewi Damayanti, Sekretaris Mafindo Surabaya Raya, sebagai narasumber yang memperkenalkan berbagai teknik cek fakta. Ia mengajarkan penggunaan tools seperti Google Search, Google Reverse Image, InVID, dan TurnBackHoax.id untuk memverifikasi foto dan informasi yang mencurigakan.
“Cek fakta bisa dimulai dari langkah sederhana. Jangan langsung percaya, tapi cari dulu sumber terpercaya,” jelas Diana.
Dalam sesi praktik, peserta dilatih mendeteksi hoaks populer yang sempat viral, termasuk penipuan online dengan iming-iming hadiah.
Etika Digital Juga Jadi Sorotan
Selain aspek teknis, Dr. Fitria Widyani Roosinda dari Universitas Bhayangkara Surabaya memberikan materi tentang etika digital dan tanggung jawab bermedia sosial. Ia mengingatkan bahwa setiap individu kini memiliki potensi memengaruhi opini publik dan karenanya harus bertindak bijak.
“Jempol kita punya dampak. Satu klik sebar bisa memicu keresahan. Maka, pastikan setiap informasi yang dibagikan sudah melalui proses verifikasi,” tegasnya.
KIM Sebagai Agen Literasi Digital
Kabid Kominfotik Kota Pasuruan, Gatot Budiono, menambahkan bahwa kegiatan ini menjadi bukti komitmen pemerintah dalam membangun masyarakat yang tahan terhadap disinformasi. Ia berharap KIM dapat menjadi agen literasi digital yang aktif di lingkungan masing-masing.
“KIM bukan hanya penyampai informasi, tapi juga penjaga kebenaran di era digital,” katanya.
Kesimpulan :
Workshop CERDIG menjadi salah satu upaya konkret pemerintah dalam memperkuat pertahanan informasi di tingkat lokal. Dengan keterampilan cek fakta yang semakin kuat, KIM diharapkan mampu melindungi masyarakat dari hoaks dan membentuk ruang digital yang sehat dan bertanggung jawab.
Pewarta : Maya