HALSEL, www.savehalmahera.com – Belakangan ini, nama Kepala Desa Toin, Kecamatan Botang Lomang, Kabupaten Halmahera Selatan, Fahmi Taher, kembali menjadi sorotan. Sebelumnya, dirinya tersandung pemberitaan dugaan penyelewengan dan penggelapan dana desa (DD) yang jumlahnya diperkirakan mencapai miliaran rupiah. Kini, Kades Fahmi Taher kembali mencuri perhatian publik dengan perbuatannya yang tak terpuji.
Pada malam Takbiran, Senin (31/03/2025), sekitar pukul 01:20 WIT, Fahmi Taher terlibat dalam perselisihan dengan salah seorang warganya, Parto Naser. Kejadian itu menyedot perhatian warga desa Toin yang menyaksikan langsung insiden tersebut. Dalam perdebatan tersebut, Fahmi Taher keluar dengan membawa parang sabel dan mengancam Parto dengan teriakan keras, “Mari tong baku bunuh,” yang langsung disambut reaksi terkejut dari warga sekitar.
Parto Naser, yang merasa terancam, menanggapi tindakan Kades tersebut dengan menyayangkan sikap pemimpin desa yang seharusnya menjadi contoh bagi masyarakat.
“Itu bukan lagi perilaku seorang kepala desa,” ujarnya. Parto juga menegaskan bahwa tindakan Kades yang sering kali mengamuk dan menghancurkan tiang listrik bukanlah sikap yang pantas dimiliki seorang pemimpin.
Parto menambahkan, setelah kejadian tersebut, dirinya langsung menegur Kades dan menyarankan agar masalah diselesaikan dengan musyawarah, bukan dengan ancaman atau kekerasan.
“Seorang pemimpin harus memberikan contoh yang baik untuk masyarakat, bukan malah menambah masalah dengan perilaku yang mencerminkan ketidakdewasaan,” ungkap Parto.
Masyarakat desa Toin pun merasa kecewa dengan perilaku yang ditunjukkan oleh Fahmi Taher. Mereka berharap agar Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan, yang dipimpin oleh Bupati Hasan Ali Basam Kasuba dan Wakil Bupati Helmi Umar Muksin, segera mengevaluasi kinerja Kepala Desa Toin. Kejadian tersebut, yang terjadi di tengah malam dan melibatkan benda tajam, menunjukkan sikap yang sangat jauh dari harapan sebagai seorang pemimpin.
Menurut keterangan, Fahmi Taher marah besar setelah papan nama kantor desa dirusak oleh orang yang tidak dikenal. Meski demikian, warga menilai bahwa tindakan kekerasan dan ancaman tersebut tidak bisa dibenarkan dalam menyelesaikan masalah, apalagi yang melibatkan penggunaan parang.
Parto Naser pun menegaskan bahwa kejadian tersebut memperlihatkan wajah buruk kepemimpinan Desa Toin, yang bukan hanya mengancam keselamatan warga, tetapi juga merusak citra seorang pemimpin yang seharusnya menjadi panutan.
“Kejadian ini harus menjadi perhatian serius bagi pemerintah daerah agar tindakan serupa tidak terulang,” tutupnya.
Tim Redaksi Save Halmahera