Jatim Catat Lonjakan Produksi Beras, DPRD Soroti Minimnya Proteksi Lahan Produktif

SURABAYA, www.savehalmahera.com – Selasa (24/6/2025), Jawa Timur mencatat kinerja positif di sektor pertanian pada paruh pertama tahun 2025. Produksi beras mengalami peningkatan signifikan, memperkuat posisi provinsi ini sebagai salah satu penopang utama ketahanan pangan nasional. Namun, di balik pencapaian itu, DPRD Jawa Timur menyoroti lemahnya perlindungan terhadap lahan produktif yang dinilai bisa mengancam keberlanjutan produksi pertanian.

Anggota Komisi B DPRD Jatim dari Fraksi PDI Perjuangan, Wiwin Sumrambah, menyampaikan kekhawatirannya terhadap tren alih fungsi lahan pertanian yang terus terjadi di berbagai wilayah. Menurutnya, tanpa kebijakan perlindungan yang tegas, lonjakan produksi beras yang dicapai hari ini bisa sulit dipertahankan dalam jangka panjang.

Bacaan Lainnya

“Kita patut bersyukur atas meningkatnya produksi beras, tapi itu belum cukup. Kalau lahan pertanian terus menyusut karena alih fungsi yang tidak terkendali, maka swasembada pangan hanya akan menjadi mimpi,” ujar Wiwin, Selasa (24/6/2025).

Berdasarkan data Dinas Pertanian, produksi beras Jawa Timur naik dari 3.724.001 ton pada tahun 2024 menjadi 4.218.508 ton pada tahun 2025, meningkat sebesar 494.501 ton atau setara 13,28 persen. Kenaikan ini didukung oleh peningkatan luas tanam dan hasil panen yang menggembirakan.

Produksi gabah kering giling (GKG) juga naik dari 6.449.378 ton menjadi 7.305.785 ton. Sementara luas panen padi pada periode Januari hingga Juli 2025 mencapai 1.299.222 hektare, naik 13,4 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.

Meski demikian, Wiwin menilai capaian ini belum dibarengi dengan perlindungan struktural yang memadai terhadap lahan-lahan pertanian produktif. Ia mendesak pemerintah pusat dan daerah untuk memperkuat regulasi tata ruang dan pengawasan agar lahan subur tidak mudah beralih fungsi untuk kepentingan non-pertanian.

“Kita butuh regulasi yang tegas dan berani, termasuk penguatan Perda dan sinergi antarlembaga, agar lahan pertanian tidak tergeser oleh kepentingan industri atau properti,” tegasnya.

Wiwin juga menyoroti pentingnya regenerasi petani dan insentif bagi generasi muda agar tertarik masuk ke sektor pertanian. Menurutnya, selain lahan, sumber daya manusia juga menjadi kunci keberlanjutan produksi pangan nasional.

“Anak-anak muda harus dilibatkan dan didukung. Tanpa regenerasi petani, peningkatan produksi tidak akan berkelanjutan,” tambahnya.

Fraksi PDI Perjuangan berkomitmen untuk terus mengawal kebijakan perlindungan pertanian di Jawa Timur. Mereka mendorong Pemprov Jatim untuk tidak hanya fokus pada peningkatan produksi, tetapi juga menjamin keberlangsungan ekosistem pertanian dari hulu ke hilir.

“Kalau kita ingin Jatim tetap jadi lumbung pangan nasional, maka bukan hanya hasilnya yang harus kita jaga, tapi juga tanah dan para petaninya,” pungkas Wiwin.

 

 

Pewarta : Leny

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *