Infrastruktur Maritim Kunci Kemakmuran, Indonesia Harus Berani Tanding Singapura

JAKARTA, www.savehalmahera.com – Selasa (1/7/2025), Di tengah kian sengitnya persaingan global dalam sektor logistik dan perdagangan, Indonesia didorong untuk tidak lagi sekadar menjadi penonton. Dengan potensi geografis yang strategis dan wilayah laut yang luas, penguatan infrastruktur maritim dinilai sebagai kunci utama menuju kemakmuran nasional.

“Jika ingin bersaing dan menjadi kekuatan ekonomi maritim dunia, Indonesia harus berani menantang dominasi Singapura. Itu dimulai dari pembenahan dan penguatan infrastruktur pelabuhan kita,” tegas Andre Vincent Wenas, pengamat ekonomi-politik dan Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Strategis PERSPEKTIF (LKSP), Senin (30/6) di Jakarta.

Bacaan Lainnya

Indonesia memiliki lebih dari 17.000 pulau yang tersebar dari Sabang hingga Merauke, serta dilintasi jalur pelayaran internasional strategis seperti Selat Malaka, Sunda, Lombok, dan Makassar. Namun, arus perdagangan dunia yang melalui wilayah Indonesia lebih banyak singgah di pelabuhan negara tetangga, terutama Singapura.

Menurut Wenas, Singapura sukses menjadi pusat logistik dunia bukan karena letaknya lebih strategis dari Indonesia, tetapi karena fasilitas pelabuhannya jauh lebih maju dan terintegrasi.

“Pelabuhan Singapura mampu menangani hingga 60 juta TEUs per tahun, memiliki 52 dermaga kontainer, lebih dari 190 crane, dan koneksi langsung ke MRT serta pusat bisnis. Bandingkan dengan pelabuhan kita, yang bahkan belum terhubung optimal ke sistem logistik nasional,” ungkapnya.

Saat ini Indonesia tengah mengembangkan tujuh pelabuhan strategis yang digadang-gadang menjadi hub internasional: Belawan/Kuala Tanjung, Tanjung Priok, Kijing, Tanjung Perak, Makassar, Bitung, dan Sorong. Namun, belum ada satu pun yang benar-benar mampu menyamai standar internasional seperti pelabuhan PSA Singapore.

Sebagai contoh, Tanjung Priok, pelabuhan terbesar di Indonesia, baru mampu menangani sekitar 7 juta TEUs dengan target ekspansi ke 11 juta TEUs setelah proyek Kalibaru rampung. Sementara pelabuhan seperti Sorong baru memiliki kapasitas 50 ribu TEUs.

“Jika kita ingin meningkatkan ekspor, memperkuat rantai pasok, dan menjadi pusat logistik regional, maka tak ada jalan lain selain investasi besar-besaran di sektor maritim,” kata Wenas.

Selain pembangunan fisik, peningkatan efisiensi birokrasi dan penguatan SDM pelabuhan juga menjadi hal krusial. Pemerintah juga didorong untuk mempercepat transformasi digital di sektor logistik dan pelabuhan agar tidak tertinggal dari negara-negara tetangga.

Pemerintah pusat melalui kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka telah menyatakan komitmennya untuk melanjutkan pembangunan infrastruktur dan hilirisasi industri sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi. Target pertumbuhan 8 persen dicanangkan sebagai bukti keseriusan dalam mengangkat ekonomi nasional melalui infrastruktur yang menyentuh sektor strategis seperti kelautan dan logistik.

Dalam aspek keamanan maritim, Indonesia kini memiliki tiga komando armada laut: Koarmada I (Tanjungpinang), Koarmada II (Surabaya), dan Koarmada III (Sorong) yang siap menjaga jalur logistik dari berbagai ancaman termasuk ilegal fishing, perompakan, dan penyelundupan.

“Sudah saatnya Indonesia memanfaatkan posisi maritimnya sebagai competitive advantage di kancah global. Jangan terus kalah dari Singapura karena infrastruktur kita tertinggal. Kita punya laut, punya potensi, tinggal kemauan politik dan keberanian untuk bersaing,” pungkas Wenas.

 

 

Pewarta : Nns

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *