SURABAYA, www.savehalmahera.com – Sabtu (31/5), Memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-732 Kota Surabaya, DPRD Jawa Timur menyoroti pentingnya optimalisasi aset milik pemerintah kota dan perlunya kebijakan transportasi yang inklusif. Hal ini disampaikan oleh Anggota DPRD Jatim dari Dapil Surabaya, Lilik Hendarwati, yang juga menjabat sebagai Ketua Fraksi PKS DPRD Jatim.
Menurut Lilik, salah satu tantangan besar yang masih dihadapi Surabaya adalah banyaknya aset milik Pemerintah Kota yang terbengkalai dan belum dimanfaatkan secara maksimal untuk kepentingan publik.
“Banyak aset milik pemkot yang saat ini tidak produktif, padahal bisa digunakan untuk mendorong kegiatan ekonomi masyarakat seperti UMKM, koperasi, maupun program pemberdayaan di tingkat RT dan RW,” ujarnya.
Ia juga menyebut bahwa meskipun Wali Kota Surabaya telah membuka ruang bagi masyarakat untuk memanfaatkan aset tersebut, masih banyak lurah atau aparat di lapangan yang enggan memberikan izin. Hal ini dinilai menjadi hambatan bagi inisiatif warga untuk mengembangkan usaha kecil dan kegiatan sosial berbasis komunitas.
“Kebijakan yang baik dari pemkot tidak akan berdampak jika tidak diikuti keberanian eksekusi di lapangan. Ini yang perlu dibenahi,” tegas Lilik.
Selain soal aset, Lilik juga menyoroti kebijakan transportasi di Surabaya. Ia menyambut baik hadirnya layanan transportasi publik baru seperti Wirawiri, namun mengingatkan agar inovasi ini tidak mengorbankan pelaku transportasi lain yang sudah lebih dahulu beroperasi, seperti pengemudi ojek online.
“Transportasi publik harus inklusif, jangan sampai kehadiran layanan baru justru mematikan mata pencaharian yang sudah ada. Perlu ada pengaturan wilayah operasi yang adil bagi semua pihak,” katanya.
Menurut Lilik, inklusi dalam sektor transportasi tidak hanya soal layanan, tetapi juga mencakup aspek keadilan ekonomi. Semua pelaku harus mendapat kesempatan yang sama untuk bertahan dan berkembang, terutama dalam menghadapi perubahan sistem transportasi di era digital.
Ia juga mengingatkan bahwa pembangunan yang baik bukan hanya soal proyek fisik, tetapi harus memberikan dampak sosial dan ekonomi yang luas bagi masyarakat.
“Pembangunan tidak boleh berhenti pada estetika kota. Warga harus dilibatkan secara langsung dalam proses dan hasil pembangunan, baik melalui akses aset maupun peluang usaha,” tambahnya.
Menutup pernyataannya, Lilik mengajak seluruh pemangku kebijakan di Surabaya untuk menjadikan HUT ke-732 ini sebagai momen evaluasi dan perbaikan. Ia berharap Surabaya dapat tumbuh menjadi kota yang tidak hanya modern secara fisik, tetapi juga adil, inklusif, dan berpihak kepada rakyat kecil.
Selamat ulang tahun ke-732 untuk Kota Surabaya. Semoga ke depan pembangunan kota ini semakin merata dan berpihak pada seluruh lapisan masyarakat,” pungkasnya.
Pewarta : Leny