Belajar Langsung di Lapangan, Mahasiswa UIN Surakarta Kunjungi Rutan Kelas I Surabaya

SIDOARJO, www.savehalmahera.com — Sebagai bagian dari program Kuliah Kerja Lapangan (KKL), puluhan mahasiswa dari Program Studi Bimbingan dan Konseling Islam (BKI), Fakultas Ushuluddin dan Dakwah, Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Mas Said Surakarta, mengunjungi Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas I Surabaya pada Selasa (27/5). Kegiatan ini dirancang untuk memberikan pengalaman langsung kepada mahasiswa dalam memahami dinamika pembinaan warga binaan pemasyarakatan.

Kunjungan ini disambut oleh Kepala Seksi Pelayanan Tahanan Rutan Surabaya, Muhammad Ridla Gorjie. Dalam sambutannya, ia mengapresiasi kehadiran para mahasiswa dan menyampaikan pentingnya keterlibatan akademisi dalam memahami sistem pemasyarakatan di Indonesia.

Bacaan Lainnya

Melalui KKL ini, kami ingin mahasiswa tidak hanya memahami teori, tetapi juga melihat langsung bagaimana proses pembinaan dilakukan di lapangan, serta bagaimana tantangan yang dihadapi dalam mengembalikan warga binaan ke masyarakat secara utuh dan bermartabat,” ujar Ridla.

Kegiatan dimulai dengan pemaparan materi mengenai struktur dan fungsi lembaga pemasyarakatan, termasuk peran petugas dalam melakukan pembinaan dan pendekatan konseling terhadap warga binaan. Mahasiswa juga diajak berkeliling untuk melihat beberapa area penting di lingkungan rutan, termasuk ruang kegiatan pembinaan, layanan kesehatan, dan blok hunian.

Salah satu momen penting dalam kunjungan ini adalah sesi tanya jawab interaktif antara mahasiswa dan petugas pemasyarakatan. Mahasiswa tampak antusias mengajukan pertanyaan seputar pendekatan konseling, tantangan psikologis warga binaan, serta strategi reintegrasi sosial.

Tak hanya itu, mahasiswa juga mendapat kesempatan untuk melakukan wawancara langsung dengan beberapa warga binaan. Wawancara ini menjadi bagian dari studi lapangan untuk menggali aspek psikososial dan latar belakang narapidana dalam menjalani masa pidana mereka.

Kegiatan ini menjadi contoh konkret kolaborasi antara dunia pendidikan dan institusi pemasyarakatan. Sinergi semacam ini diharapkan dapat melahirkan pemahaman yang lebih komprehensif, humanis, dan berbasis ilmu dalam menghadapi isu-isu sosial dan hukum di masyarakat.

Direktorat Jenderal Pemasyarakatan melalui Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan (Kemenimipas) terus mendorong terciptanya ruang-ruang kolaboratif antara akademisi dan praktisi, demi pembinaan narapidana yang lebih inklusif dan berkelanjutan.

 

 

Pewarta : Maya

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *