BLITAR, www.savehalmahera.com – Minggu (22/62025), Komitmen memperkuat ketahanan pangan antarwilayah terus ditunjukkan Pemerintah Kota Surabaya. Kali ini, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menjalin kerja sama strategis dengan Wali Kota Blitar Syauqul Muhibbin melalui penandatanganan nota kesepahaman (MoU) dalam bidang komoditas pangan. Langkah ini menjadi bagian dari upaya membangun sinergi antar daerah untuk memperkuat rantai pasok dan mendukung ekonomi kerakyatan.
Penandatanganan MoU dilakukan di sela-sela Pameran Dinas Koperasi Kabupaten/Kota se-Jawa Timur dalam rangka HUT ke-78 Koperasi dan HUT ke-12 UMKM di Kota Blitar, Jumat (20/6/2025). Kerja sama ini mencakup penguatan distribusi pangan dari sektor pertanian, peternakan, hingga pengembangan produk UMKM.
“Tak ada satu kota pun yang bisa berkembang sendiri. Kota besar seperti Surabaya bisa tumbuh karena didukung kota-kota lain seperti Blitar,” ujar Eri Cahyadi dalam keterangannya. Ia menekankan pentingnya kolaborasi berbasis data, termasuk neraca komoditas, agar kebijakan pembangunan kota tetap sejalan dengan ketersediaan pangan masyarakat.
Eri menambahkan bahwa Surabaya membutuhkan pasokan pangan yang stabil untuk mendukung kebutuhan rumah tangga, hotel, restoran, dan industri. Karena itu, keberadaan daerah mitra seperti Blitar sangat strategis, terutama untuk komoditas unggulan seperti telur dan produk peternakan lainnya.
Sementara itu, Wali Kota Blitar Syauqul Muhibbin menyambut baik kerja sama ini. Ia menyebut bahwa Blitar memiliki potensi besar di bidang peternakan dan UMKM yang siap dikembangkan dalam skala antar daerah. Dalam pameran tersebut, berbagai produk unggulan Blitar juga menarik perhatian sejumlah daerah lain, seperti Kota Depok, Surakarta, dan Bekasi.
“Kami senang bisa menjadi bagian dari penguatan rantai pasok pangan, tidak hanya untuk Surabaya, tetapi juga untuk daerah lain yang tertarik menjalin kemitraan,” kata Syauqul Muhibbin.
MoU ini diharapkan menjadi model kerja sama antar kota yang saling melengkapi, bukan bersaing. Langkah kolaboratif ini juga dipandang sebagai solusi konkret dalam mengurangi pengangguran, kemiskinan, serta ketimpangan distribusi ekonomi antarwilayah.
“Dengan kerja sama seperti ini, kita tidak hanya bicara soal perdagangan, tapi juga soal kemandirian dan kedaulatan pangan bersama,” tutup Eri.
Pewarta : Duha